Oleh :
- Dinda Muslimah
- Dini Diwayani
- Dyah Ismiranty

Kesan Selama di Vol-D

Saya sangat senang dan beruntung dan masih bisa bertahan di vol-D (seperti kata K’danfer Hanya orang orangyang bertahan yang akan berhasil), senang bisa bergabung di tengah-tengah orang yang hebat-hebat. Selain menambah banyak teman, saya juga banyak mendapatkan pengalaman dan ilmu yang sebelumnya saya belum ketahui.
Sejauh ini pun, selama mengikuti kegiatan yang ada di vol-D sindiri saya lebih mengerti dan memahami akan rasa peduli dan berbagi. Berbagi senyuman, tenaga dan waktu yang saya miliki (pertama saya mengikuti balai pengobatan di Dago Pojok). Saya baru pertama kali terjun ke masyarakat seperti itu. Rasanya senang bangga dan banyak lagiii... senang bisa bertemu masyarakat, senang bisa berbincang-bincang dengan mereka.
Di vol-D saya mendapatkan itu semua yang sebelumnya saya belum dapat. Vol-d membuka mata hati saya bahwa masih banyak orang diluar sana yang membutuhkan kita, masih banyak mereka yang kekurangan biaya dan tidak seberuntung kita. Oleh karena itu saya termotivasi dan berkeinginan terus dan bisa bergabung di vol-D dan dapat menambah pengalaman dan ilmu saya meskipun baru beberapa bulan saya mengikuti kegiatan vol-D ini.

Dinda Muslimah
Kebidanan Fk Unpad

Sejak awal Diklat Gelombang V hingga hari ini, tak usah ditanyakan, saya mendapat banyak sekali pelajaran dan inspirasi. Salah satunya adalah mengenai komitmen. Ketika kita sudah memilih sesuatu, mengajukan diri untuk menjadi sesuatu, dan sudah mendapat kepercayaan dari orang lain untuk menjalaninya, rasanya sudah menjadi kewajiban kita untuk mempunyai komitmen yang kuat, terus memegang prinsip dalam menjalani kewajiban tersebut. Memang ada saatnya komitmen itu menjadi lemah, bisa karena masalah internal yang terjadi di dalam diri, ataupun bisa juga karena pengaruh dari luar. Yang jelas, komitmen harus terus-menerus diperbaharui, agar tak mudah terkikis hingga akhirnya tak bersisa sama sekali. Karena amal sekecil apapun yang dilakukan secara istiqamah itu lebih berharga di mata Allah dibandingkan amal yang banyak namun hanya sekali-sekali.
Vol-D juga mengajarkan saya tentang prioritas. Bagaimana tidak, waktu dua-tiga minggu sebelum SOOCA itu adalah waktu yang sangat krusial, masa-masa setiap mahasiswa kedokteran menderita penyakit ‘anti sosial’. Tetapi, dengan komitmen yang saya miliki, saya memaksakan untuk hadir di diklat hari itu. Dan apa hasilnya? Begitu banyak ilmu dan pencerahan yang saya dapat. Dari mulai materi yang menarik, waktu itu adalah materi tentang Farmakologi dan Medical Check-up, juga rasa kekeluargaan dan saling mendukung yang begitu kuat di antara anggota Vol-D. Kata-kata Kang Dani saat itu, “Apapun yang hilang dari kalian akan digantikan dengan yang lebih baik oleh Allah.”, sangatlah mengohok bagi saya. Karena saya benar-benar merasakan sendiri, betapa waktu yang ‘hilang’ untuk menghafalkan kasus SOOCA di hari itu, digantikan dengan ilmu dan semangat baru yang begitu banyaknya. Tidak ada penyesalan sedikit pun, karena saya tahu, ketika kita tidak mengerjakan satu kewajiban demi kewajiban yang lain tetapi dengan cara yang salah, maka percayalah bahwa dua kewajiban tersebut hasilnya tidak akan maksimal.
Dua nilai itu adalah sedikit dari nilai-nilai yang saya dapat selama Diklat Volunteer Doctors Gelombang V. Semoga komitmen saya di Vol-D semakin kuat dan semakin bersemangat untuk mengabdi pada masyarakat.
Dini Diwayani

        Ambigu nih rasa apa ya? Manis? Asin? Asem? Pahit? Mungkin buat saat ini yang kerasa masih rasa manisnya ya. Di Vol-D ini kerasa manisnya karena saya ngerasa emang belum kontribusi di Vol-D, Cuma baru dicekokin sama kebaikan-kebaikan hati teman-teman dan kakak-kakak senior. Belum meneteskan dan menjilat keringat *jorok* (walaupun lari+push up+dan kawan-kawannya) jadi belum kerasa asin. Belum kerasa asem karena mungkin belum kerasa kalo ada konflik baik batin atau pun dengan orang kedua-ketiga dan seterusnya. Belum kerasa pahit karena perjuangan apa pun belum saya rasakan di dalam Vol-D. Saya tidak ingin selalu dapat rasa manis terus menerus juga karena tanpa adanya rasa-rasa lain pun hidup kita ngga bakal seimbang.  Saya siap untuk menghadapi rasa apa pun ke depannya asalkan itu bersama kita semua, keluarga Vol-D. (ciyeee gombal)

      Tapi boleh ngga sih nyiptain rasa kelima?(ala mangkok production fk09) Rasa yang cuma ada di Vol-D dan kita bakalan kangen banget kalo ngga ketemu, kangen kalo ngga ngumpul ngobrol bareng, kangen layaknya kangen ke keluarga kita, entah apa pun itu nama rasanya tapi saya ingin merasakan rasa kelima itu bersama-sama kalian semua, my volunteer doctors.


"Family quarrels have a total bitterness unmatched by others.  Yet it sometimes happens that they also have a kind of tang, a pleasantness beneath the unpleasantness, based on the tacit understanding that this is not for keeps; that any limb you climb out on will still be there later for you to climb back."
Mignon McLaughlin, The Neurotic's Notebook, 1960

Dyah Ismiranti